Selasa, Mei 18, 2010

Maafkan saya, ibu

"Emosi, membuat telinga kami menjadi tuli dan lidah dibuat lincah melontarkan sumpah serapah"

Ada sesal setelahnya. Saya telah melukai perasaan ibu saya. Seharusnya, saya menghibur beliau, atau minimal mendengarkan apa yang ingin dikatakannya kepada saya. Saya jahat. Saya lepas kendali dan membiarkan rasa marah mengambil alih tubuh saya. Bukannya mendengarkan apa yang ingin diutarakannya, malah mencacahnya dengan lidah saya. Lalu hening. Tidak ada air mata. Hanya semburat raut kecewa diantara kami berdua yang sama - sama menyimpan luka. Hening. Hanya hening.

Hati berteriak "maafkan saya ibu" namun yang terdengar hanya suara kerongkongan yang menelan ludah secara paksa. Kami berbaring, punggung kami berhadapan. Kami sadar, lidah kami baru saja saling melukai. Ada sakit dan perasaan bersalah dalam hati saya. Setitik air mata jatuh di pipi. Semu. Untuk apa air mata ini? Tanpa jawaban yang jelas, Saya membiarkan alirannya menderas.

......................................
...................

Saya melihatnya sudah tertidur, deru nafas dalam tidurnya sama seperti orang sehabis sesunggukan.
"maafkan saya ibu" kembali hati saya berteriak bersama air mata yang kembali membanjir.
Saya jahat. Saya jahat. Saya jahat. Saya jahat, membiarkan ibu tidur dengan membawa kecewa dan luka. Saya jahat.
Apapun alasannya tidak seharusnya saya berbuat seperti itu. Meskipun hanya lewat kata - kata tetap saja tidak seharusnya saya melontarkan sumpah serapah kepadanya. Tidak boleh.

Lagu lama, menyesal tak pernah diawal, selalu saja datangnya belakangan.
"maafkan saya ibu" lagi - lagi hanya menjerit dalam hati dan kembali berair mata.

..................................
.................

Tangan lembut membelai rambut saya, sambil berkata "kenapa?" penuh perhatian. Itu suara ibu, ia terbangun, saya sedang memeluk kaki dengan wajah terbenam kedalam lutut. Kini ia merangkul saya yang sedang menggulung, diusapnya punggung saya. Kembali hening

"maafkan saya, ibu"

Dekapan ibu semakin erat.

"ibu juga minta maaf, nak"

Kami menangis bersama.

1 komentar:

muntheana mengatakan...

LOVED YOUUUUU MOM.... :) :) :)