Senin, Februari 06, 2017

Bungkus Permen

Saya bisa mengatur diri Saya untuk dapat bahagia hanya dengan memakan tahu, walau setelahnya hati Saya akan terasa lembek apabila terlalu banyak memakannya. Kamu tahu tidak, sebuah bungkus permen yang tergeletak di trotoar karena telah dibuang sembarangan oleh seseorang pernah menyelamatkan hidup Saya.

Begini ceritanya,,
Terkadang, ketika atmosfir terasa begitu sangat menyedihkan bagi saya. Disertai kehadiran duka nestapa juga dibumbui nelangsa. Dirangkul oleh suasana terpuruk. Kemudian ingin mati saja. Sangat mencekam, bukan!

.......................
..........

Siang itu di tengah teriknya matahari dengan peluh menetes dan diambang dehidrasi, Saya berjumpa dengan bungkus permen itu. Ia tergeletak, tergoyang angin sepoi dengan sobekan yang membuatnya hampir terbelah. Karena Saya adalah tipe orang yang tidak percaya dengan yang namanya "Kebetulan" menganggap perjumpaan Saya dengan bungkus permen itu sebagai takdir. Saya anggap ini adalah cara Tuhan menyampaikan pesan kepada Saya agar saya tidak melompat ke tengah jalan ketika melihat becak melintas. Maklum saat itu Saya sedang depresi berat sehingga pikiran saya kacau dan ketika melihat becak dari kejauhan saya sempat terpikir untuk mengakhiri hidup Saya dengan cara menabrakan diri kepada becak yang melaju kencang tersebut.

.......................

Terima kasih bungkus permen, kau telah menyelamatkan Saya dari tindakan bodoh yang akan saya sesali. Walau dalam keadaan terkoyak bungkus permen itu tetap bijaksana serta ikhlas menerima takdirnya. Sebelum angin kencang menerbangkannya ia sempat menyadarkan Saya dan berkata.

Katanya :

"Senyumlah, karena Kamu terlalu manis untuk bersedih"




Tidak ada komentar: